- Back to Home »
- ARTIKEL »
- Artikel 7
Posted by : Unknown
Jumat, 11 Juli 2014
Ragu-Ragu dengan Mimpi
Oleh: Nunuk Priyati
Setiap
individu pasti mempunyai mimpi masing-masing. Seperti halnya dengan Narni
(bukan nama sebenarnya)seorang anak berusia 19 tahun yang gagal masuk fakultas
sastra indonesia pada perguruan tinggi
dan masuk fakultas pasikologi sebagai keputusan terakhir. Narni mempunyai mimpi
menjadi seorang novelis go internasional yang mampu keliling ke beberapa
belahan dunia dengan goresan penanya. Namun, dengan posisinya sebagai mahasiswa
fakultas psikologi membuat Narni ragu-ragu dengan mmpinya menjadi seorang
penulis. Dia merasa bahwa banyak keterbatasan yang dia mmiliki dalam meraih
mimpi. Bahkan dia sering berpikir bahwa, biarlah mimpi menjadi seorang penulis
yang pernah ia miliki tetap jadi mimpi yang takkan ia raih. Narni sibuk dengan
materi psikologi dan hampir tidak punya waktu untuk mempelajari dunia
tulis-menulis. Adapun karyanya yang pernah dibedah di sebuah kelas menulis
online mendapat banyak kritikan negatif yang membuat Narni merasa bahwa dia
memang tidak mempunyai bakat di dunia tulis-menulis.
Berdasarkan
ilustrasi di atas, Narni mempunyai citra diri yang negatif. Adapun pengertian
citra diri menurut (cremer dan siregar, 1993: 143-145) adalah gambaran tentang
diri sendiri. Di sini, Narni merasa tak mampu menjadi seorang penulis sehingga
ia ragu-ragu dengan mimpinya. Hal ini didorong dengan adanya pemahaman dalam
diri Narnni, bahwa dunia psikologi yang saat ini sedang ia pijaki tidak
mempunyai hubungan dengan mimpinya, bahkan bisa dikatakan bertolak belakang.
Narni juga menganggap bahwa dia tidak mampu mengembangkan kemampuannya menulis
sastra seperti cerpen, puisi dan novel yang disebabkan oleh adanya daya fokus
yang Narni gunakan untuk mempelajari dunia psikologi.
Penulis
memberikan pengendalian pada Narni untuk melakukan kiat atasi citra diri
rendah. Adapun kiat-kiatnya ialah
sebagai berikut:
1.
Langsung bertindak mengatasi kekurangan
Ketika Narni mendapatkan kritikan negatif,
sebaiknya Narni menjadikan kritikan tersebut sebagai motivasi untuk memperbaiki
karya_karyanya. Narni perlu mengedit kembali karya yang pernah di bedah hingga
menjadi yang lebih baik lagi bahkan dan bahkan
layak go media.
2.
Dengan cara mengganti
Posisi Narni sebagai mahasiswa psikologi
yang dianggap kurang mendukung mimpinya sebagai penulis, sebaiknya lebih giat
memupuk kemampuannya menulis dengan gabung bersama kelompok-kelompok menulis
untuk menambah wawasannya di dunia tulis-menulis.
3.
Bersedia menerima kekurangan-kekurangannya dan
batas-batas kemampuan kita.
Jika bertindak untuk langsung mengatasi
kekurangan dirasa tidak mungkin lagi dilakukan, sebaiknya Narni menerima
kekurangannya dengan bersahabat dengan mereka dan terus berusaha
meminimalisir kekurangannya dari waktu
ke waktu.
4.
Mencatat dan mengingat-ingat sukses yang pernah
ia capai
Selama hidup, pasti Narni pernah
mendapatkan pujian dari hasill karya-karya tulisnya. Dengan mengingat
kesuksesan itu, akan membangkitkan citra diri yang semula rendah.
5.
Mencari dan kemudian memelihara teman yang
mempunyai citra diri tinggi
Kiat ini berasal dari hasil pengamatan wishnov
pada tahun 1965 (dalam middlebrook, 1974: 65) seperti yang telah tercantum di
atas. Intinya adalah seorang bisa mengembangkan citra diri bila dia terisolasi
secara intensif dengan orang-orang yang bercitra diri tinggi.
Daftar Pustaka:
Shinta, A (2002). Pengantar
Psikologi Sosial. Yogyakarta. Univ. Proklamasi 45