Archive for 2014
Artikel 7
By : Unknown
Ragu-Ragu dengan Mimpi
Oleh: Nunuk Priyati
Setiap
individu pasti mempunyai mimpi masing-masing. Seperti halnya dengan Narni
(bukan nama sebenarnya)seorang anak berusia 19 tahun yang gagal masuk fakultas
sastra indonesia pada perguruan tinggi
dan masuk fakultas pasikologi sebagai keputusan terakhir. Narni mempunyai mimpi
menjadi seorang novelis go internasional yang mampu keliling ke beberapa
belahan dunia dengan goresan penanya. Namun, dengan posisinya sebagai mahasiswa
fakultas psikologi membuat Narni ragu-ragu dengan mmpinya menjadi seorang
penulis. Dia merasa bahwa banyak keterbatasan yang dia mmiliki dalam meraih
mimpi. Bahkan dia sering berpikir bahwa, biarlah mimpi menjadi seorang penulis
yang pernah ia miliki tetap jadi mimpi yang takkan ia raih. Narni sibuk dengan
materi psikologi dan hampir tidak punya waktu untuk mempelajari dunia
tulis-menulis. Adapun karyanya yang pernah dibedah di sebuah kelas menulis
online mendapat banyak kritikan negatif yang membuat Narni merasa bahwa dia
memang tidak mempunyai bakat di dunia tulis-menulis.
Berdasarkan
ilustrasi di atas, Narni mempunyai citra diri yang negatif. Adapun pengertian
citra diri menurut (cremer dan siregar, 1993: 143-145) adalah gambaran tentang
diri sendiri. Di sini, Narni merasa tak mampu menjadi seorang penulis sehingga
ia ragu-ragu dengan mimpinya. Hal ini didorong dengan adanya pemahaman dalam
diri Narnni, bahwa dunia psikologi yang saat ini sedang ia pijaki tidak
mempunyai hubungan dengan mimpinya, bahkan bisa dikatakan bertolak belakang.
Narni juga menganggap bahwa dia tidak mampu mengembangkan kemampuannya menulis
sastra seperti cerpen, puisi dan novel yang disebabkan oleh adanya daya fokus
yang Narni gunakan untuk mempelajari dunia psikologi.
Penulis
memberikan pengendalian pada Narni untuk melakukan kiat atasi citra diri
rendah. Adapun kiat-kiatnya ialah
sebagai berikut:
1.
Langsung bertindak mengatasi kekurangan
Ketika Narni mendapatkan kritikan negatif,
sebaiknya Narni menjadikan kritikan tersebut sebagai motivasi untuk memperbaiki
karya_karyanya. Narni perlu mengedit kembali karya yang pernah di bedah hingga
menjadi yang lebih baik lagi bahkan dan bahkan
layak go media.
2.
Dengan cara mengganti
Posisi Narni sebagai mahasiswa psikologi
yang dianggap kurang mendukung mimpinya sebagai penulis, sebaiknya lebih giat
memupuk kemampuannya menulis dengan gabung bersama kelompok-kelompok menulis
untuk menambah wawasannya di dunia tulis-menulis.
3.
Bersedia menerima kekurangan-kekurangannya dan
batas-batas kemampuan kita.
Jika bertindak untuk langsung mengatasi
kekurangan dirasa tidak mungkin lagi dilakukan, sebaiknya Narni menerima
kekurangannya dengan bersahabat dengan mereka dan terus berusaha
meminimalisir kekurangannya dari waktu
ke waktu.
4.
Mencatat dan mengingat-ingat sukses yang pernah
ia capai
Selama hidup, pasti Narni pernah
mendapatkan pujian dari hasill karya-karya tulisnya. Dengan mengingat
kesuksesan itu, akan membangkitkan citra diri yang semula rendah.
5.
Mencari dan kemudian memelihara teman yang
mempunyai citra diri tinggi
Kiat ini berasal dari hasil pengamatan wishnov
pada tahun 1965 (dalam middlebrook, 1974: 65) seperti yang telah tercantum di
atas. Intinya adalah seorang bisa mengembangkan citra diri bila dia terisolasi
secara intensif dengan orang-orang yang bercitra diri tinggi.
Daftar Pustaka:
Shinta, A (2002). Pengantar
Psikologi Sosial. Yogyakarta. Univ. Proklamasi 45
Tag :
ARTIKEL,
Artikel 6
By : Unknown
Pengaruh Iklan
Rokok Bagi Remaja
Oleh
: Nunuk Priyati
Banyaknya
bahaya merokok bagi kesehatan manusia yang mengancam kematian, sehingga merokok
merupakan hal yang sangat perlu kita hindari. Bahaya merokok ini sudah tertera
dalam bungkusnya, merokok dapat menyebabkan kanker, penyakit pernapasan kronis,
jantung, impoten, dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Menurut pusat
pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika Serikat (CDC) lebih dari 440.000
orang di Amerika Serikat dan 100.000 di Inggris meninggal dunia karena merokok
setiap tahun. Selain itu, lebih dari 92 milyar dollar (USD) hilang setiap tahun
karena kehilangan produktivitas akibat kematian dini yang berhubungan dengan
rokok. (Rhmana, 2013).
Sekarang
ini iklan rokok sangat marak dalam kehidupan. Iklan rokok sering muncul di
media massa, di emperan took atau mall dan juga banyak terpampang di jalan
raya. Iklan rokok ini sangat berpengaruh bagi remaja. Menurut ristoteles yaitu
Anima Intelektiva dimana manusia berpikir dan berkemauan yang mempengaruhi
situasi social. Penulis berpendapat bahwa, remaja yang masih labil mudah
dipengaruhi oleh iklan. Iklan rokok menjadikan remaja mempunyai persepsi bahwa
dengan merokok mereka akan semakin diterima dalam kehidupan sosial. Mereka
beranggapan bahwa dengan merokok mereka akan terlihat lebih keren dan modern.
Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh figur ternama yang menjadi peranan
penting dalam iklan rokok.
Menurut
myers yaitu tentang bagaimana orang berpikir, pengaruh dan berhubungan dengan
oranglain. Berhubungan dengan orang lain tidak dapat lepas dari situasi social.
Menurut penulis, anggapan baik remaja terhadap merokok dapat mempengaruhi
keadaan masyarakat. Banyak dari kalangan masyarakat yang menganggap merokok
sebagai tradisi sehingga mereka tidak menyadari betapa banyaknya bahaya merokok
untuk kesehatan.
Dengan
adanya kesadaran masyarakat tentang banyaknya bahaya merokok untuk kesehatan
yang kurang , penulis memberikan saran agar diadakannya penyuluhan dan seminar
tentang bahayanya merokok serta berbagai efek buruk yang dialami perokok itu
sendiri. Adanya penyuluhan dan seminar tersebut, penulis memprediksi bahwa
remaja dan masyarakat akan sedikit demi sedikit memahami betapa bahayanya
merokok. Dan dengan adanya pemahaman tersebut, penulis berharap remaja dan
masyarakat akan menghilangkan kebiasaan merokok dalam kehidupan sehari – hari.
Daftar Pustaka :
Rohmana. (2013 ). Bahaya Merokok.
Retrieved on march 07, 2014. From : Blogging.co.id / bahaya_merokok.
Walgito. (1978). Psikologi Sosial (Suatu
Pengantar). Andi Offset : Yogyakarta.
Artikel 5
By : Unknown
Aplikasi
Kebutuhan Maslow
Oleh : Nunuk Priyati
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Maslow ( 1970 ), mengemukakan
bahwa kebutuhan manusia terdiri dari fisiologis, keamanan, cinta dan
keberadaan, penghargaan, aktualisasi diri. Selanjutnya penulis akan menerangkan
mengenai penjelasan setiap kebutuhan :
1.
Kebutuhan fisiologis merupakan
kebutuhan mendasar seperti makanan, air, oksigen dll. Menurut keys, brozek,
henschel, mickelsen & tailor (1950) berpendapat bawa ketika manusia mendapatkan
pemenuhan bagi keb. Fisiologisnya, mereka akan hidup dengan tujuan utama
memenuhi kebutuhan utamanya ini dengan bersedia melakukan apapun utuk
mendapatkannya.
Misal : Adek saya bersedia masak untuk sarapan ketika belum ada
makanan yang tersedia di meja makan. Adapun jika kebutuhan fisiologis adek saya
terpenuhi, saya memberikan prediksi bahwa dia akan merasa nyaman dan
bersemangat menjalankan kegiatan sehari – hari.
Dan jika kebutuhan fisiologis adek saya tidak terpenuhi, saya
memberikan prediksi bahwa dia akan merasakan sakt fisik seperti sakit perut.
2.
Kebutuhan akan keamanan Yaitu
keb. Keamanan fisik, stabilitas, ketergantungan dll. Dalam memenuhi kebutuhan
ini salah satunya dengan adanya perhatian dan kasih sayang dari keluarga.
Adapun jika kebutuhan akan keamanan ini terpenuhi, saya memprediksi bahwa akan
adanya ketentraman. Dan jik tidak terpenuhi, seseorang akan berusaha
memenuhinya dengan mencari perhatian sehingga ia diperhatikan sehingga merasa
nyaman dengan adanya perhatian tersebut.
3.
Kebutuhan akan cinta dan
keberadaan yaitu kebutuhan untuk bertemen, kekeluargaan, keinginan mencari
pasangan dll. Penulis memberikan contoh cara dalam memenuhi kebutuhan ini,
yaitu adeknya yag melakukan interaksi dengan teman – temannya seperti bermain
dan belajar sebagai usahanya dalam memenuhi kebutuhan ini. Saya memprediksi,
jika kebutuhan ini terpenuhi maka adek saya akan merasa bahwa dirinya diterima
oleh orang – orang yang memang penting baginya. Dan jika tidak terpenuhi, dia
akan mencari cinta dan kasih sayang untuk memenuhi kebutuhan itu dari orang –
orang disekelilingnya.
4.
kebutuhan akan penghargaan
yaitu penghormatan diri, kepercayaan diri dll. Sebagai contoh cara dalam
memenuhi kebutuha ini ialah adek saya yang menjaga reputasinya sebagai siswa
yang aktif di organisasi sekolahnya sehingga namany a tidak tercoreng. Saya memprediksi, jika kebutuhan ini
terpenuhi maka adek saya akan dihormati dan dihargai oleh orang lain. Dan jika
tidak terpenuhi, adek saya akan berusaha mengusai suatu kemampuan tertentu
sehingga ia mendapat penghargaan dari kemampuannya itu.
5.
Kebutuhn aktualisasi diri yaitu
mencangkup pemenuhan diri, sadar akan potensi diri dll. Contoh cara dalam
memenuhi kebutuhan ini ialah adek saya yang menyadari kemampuannya dalam tapak
suci, kemudian mengembangkan diri untuk terus berlatih dan ikut perlombaan.
Maslow (1950) berasumsi bahwa kebutuhan aktualisasi diri langsung muncul
setelah kebutuhan dihargai terpenuhi.
Daftar pustaka :
Feist,J.,Feist..J.G(2008).Santoso,Y.terj.theories of personality.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Artikel 4
By : Unknown
Stress
Oleh : Nunuk Priyati
Dalam kehidupan sehari – hari manusia selalu melakukan aktifitas untuk
mencapai suatu tujuan.Terkadangkala seseorang beraktifitas terus – menerus
tanpa mempedulikan keadaan pertahanan fisik dan kesehatan mental psikologis diri.
Pada saat tertentu, ketika keadaan fisik lemah dan kesehatan mental psikologis
diri terganggu yang disebabkan kelelahan pada diri seseorang, seseorang itu
dapat mengalami stress. Stress sendiri bisa mengakibatkan seseorang jatuh sakit
dan sebuah tujuan dalam aktifitas tidak dapat tercapai secara sempurna.
Stress sendiri didefinisikan sebagai
keadaan lingkungan yang berefek mengancam seorang individu (Scoufis, M, 1993).
Tanda – tanda seseorang mengalami stress diantaranya ialah :
1. Mengalami tekanan perasaan
2. Mengalami sakit kepala
3. Berperilaku lebih agresif
4. Sering menyalahkan diri
sendiri
5. Mengalami depresi dll
Berdasarkan uraian diatas,
penulis akan memberikan contoh dan cara memanajemen stress. Seorang pegawai
swasta terbiasa bekerja hingga larut malam, sehingga ia tetap merasa nyaman.
Tetapi, ketika seseorang pegawai swasta tersebut bekerja larut malam, sehingga
ia tetap merasa nyaman. Tetapi ketika pegawai swasta tersebut bekerja hingga
larut malam secara terus - menerus tanpa
mempedulikan waktu istirahat, ia merasa kelelahan
dn mengalami sakit kepala dan perasaan marah kepada diri yang tak terkendali
tanpa alasan atau sebab yang pasti. Hal tersebut bisa disimpulkan, bahwa
pegawai swasta tersebut sedang mengalami stress. Adapun cara dalam memanajemen stress yaitu dengan
memanajen waktu, mencari penasehat financial, lebih pandai dalam memilih
kegiatan dan bisa mengontrol perasaan.
Daftar pustaka :
Scoufis, M. (1993). Stress
and coping. In mcwalters, M (Resived Edition), understanding psytologi (pp 206
– 224).
Artikel 3
By : Unknown
Kemunduran Perkembangan
Oleh: Nunuk Priyati
Sebagai orang tua sudah sepantasnya melakukan yang
terbaik untuk perkembangan anaknya. Orang tua menginginkan anaknya lebih cepat
berjalan, berlari dan berbicara. Tetapi ada yang perlu diketahui orang tua itu
sendiri bahwa terdapat masa peka itu sendiri ialah masanya suatu fungsi mudah
atau peka untuk perkembangan. Misal, usia 3-5 tahun merupakan masa yang baik
bagi anak untuk mempelajari bahasa ibu dan bahasa di daerahnya dan masa peka
ini hanya datang satu kali.
Apabila masa peka tidak digunakan sebaik-baiknya
tidak mendapatkan kesempatan dikembangkan, maka fungsi-fungsi tersebut akan
mengalami perkembangan yang tidak maksimal. Tapi, jika seorang anak diajari
sesuatu yang belum mencapai masa pekanya, justru bisa membuat permasalahan
dalam mesa perkembangannya. Conyoh, seorang anak yang belum saatnya berdiri,
sudah diajari berdiri oleh orang tuanya. Tetapi justru dia tidak bisa berdiri-berdiri
karena belum memasuku masa pekanya. Selain hal itu, anak juga mengalami trauma
dan ketika masa peka berdirinya telah tiba, dia justru tidak bisa berdiri
karena masa trauma tersebut.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, penulis memprediksi
bahwa sang anak mengalami pemunduran perkembangan atau yang sering disebut denhgan
regresi. Penulis berpendapat bahwa pengendalian yang dapat dilakukan yaitu
dengan memperhatikan masa peka perkembangan anak dalam menerapkan suatu
kemampuan. Jika regresi sudah terjadi, orang tua perlu merubah mainseat anak
bahwa berdiri bukanlah sesuatu yang menakutkan. Orang tua juga perlu memberikan imbalan atas
usaha sang anak sehingga anak merasa senang.
Daftar Pustaka:
Sumanto. (2013)
Psikologi Perkembangan Sepanjang Rentang Kehidupan. Yogyakarta: Program Pasca
Sarjana STII Yogyakarta.
Artikel 2
By : Unknown
School Stress
Oleh : Nunuk Priyati
Sekolah merupakan lingkungan penting ke dua setelah keluarga
bagi anak. Anak menghabiskan banyak waktu di sekolah. Selain belajar ilmu
pendidikan, anak juga belajar bagaimana berinteraksi antara satu individu
dengan individu lain. Di sekolah, anak mempunyai kewajiban dan tugas-tugas yang
harus diselesaikan. Anak juga mulai berusaha mengenal jati diri mereka, dan
meraih impian-impian serta cita-cita mereka. Oleh sebab itu, sekolah merupakan
salah satu sumber stress bagi anak.
Salah satu sekolah yang diminati anak setelah selesai dari
jenjang sekolah menengah adalah universitas. Di jenjang universitas ini banyak
anak yang memerlukan adaptasi ilmu dengan waktu yang cukup lama. Khususnya yang
memilih fakutas kurang sesuai dengan jurusan di sekolah menengah. Mereka akan
kesulitan menyerap dan memahami teori yang baru mereka terima di bangku
perkuliahaan dibandingkan dengan anak lain yang memilih jurusan dengan
jurusan yang sesuai di sekolah menengah.
Anak sering merasa cemas dengan banyaknya tugas dan batas
waktu tertentu yang diberikan oleh dosen mereka. Mereka kebingungan dalam membagi
waktu untuk mengerjakan tugas tersebut. Hal ini didorong adanya hoby, organisasi dan
kehidupan sosial lainnya yang juga memakan banyak waktu. Anak juga sering merasa
tidak nyaman dengan adanya konflik dengan orang tua, teman bermain serta
kelompok-kelompok lain. Masalah keuangan
juga tidak lepas ikut mempengaruhi perasaan tertekan seorang anak. Adanya
situasi-situasi yang menjadi ancaman bagi anak yang mendorong timbulnya stress.
Menurut Desmita (2005) mendefinisikan stress sekolah (school
stress) sebagai ketegangan emosional yang muncul dari peristiwa-peristiwa
kehidupan di sekolah dan perasaan terancamnya keselamatan atau harga diri
siswa, sehingga memunculkan reaksi-reaksi fisik, psikologis, dan tingkah laku
yang berdampak pada penyesuaian psikologis
dan prestasi akademis.
Untuk mengatasi stress bagi mahasiswa, universitas sebagai
lingkungan sekolah mempunyai peranan penting. Adapun beberapa upaya yang dapat
dilakaukan dosen dalam mengatasi stress ialah:
1. Menciptakan iklim sekolah yang
kondusif.
2. Melaksanakan program pelatihan penanggulangan
setress, pelatihan ini bisa dilakukan dengan program-program terapi dan
konseling. Salah satu yang dapat dilakukan dosen ialah dengan melaksanakan
program pelatihan inovasi stress (stress inovation training). Menurut Deffenbacher
(1988), training inokulasi stress ialah suatu paradigma konseling yang sangat
menjanjikkan bagi para psikoedukasional dan program prevensi. Karena program
inokulasi stress dapat diadaptasi dengan mudah untuk kelompok intervensi, maka
ia sangat cocok untuk digunakan sebagai bagian dari upaya-upaya psikologi
pendidikan yang terencana (Huebner, 1988)
Daftar
Pustaka:
Desmita,
(2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Artikel 1
By : Unknown
Pertanyaan Tentang Tuhan
Oleh: Nunuk Priyati
Saat
masa kecil, kita sudah beragama. Adapun agama yang kita anut mengikuti faktor
keluarga kita. Seorang anak yang terlahir dari keluarga yang menganut agama
islam, ia akan mempunyai agama islam. Seorang
anak yang terlahir dari keluarga yang menganut agama kristen akan mempunyai
agama kristen, begitupun dengan seorang anak yang terlahir dari agama lain atau
ateis. Clark menyebutkan salah satu ciri kehidupan beragama pada masa
kanak-kanak adalah sifatnya yang imitatif. Artinya, anak-anak hanya menirukan apa
yang diyakini dan dilakukan orangtuanya. Dengan demikian jika anak-anak
melakukan suatu ibadah (pergi ke masjid, gereja, kuil atau baiara), semua itu
dilakukan hanya karena meniru orangtuanya saja. Belum ada satu keseriusan dalam
diri anak-anak untuk melakukan ritual keagamaan seperti orang dewasa.
Jika
seorang anak melakukan ritual keagamaan hal ini hanya bersifat superfisial saja
(Clark, 1958; Jalaludin,2007, Nelson, 2009). Meskipun ada beberapa anak-anak
yang seakan menunjukkan perilaku yang sangat religius, misalnya rajin
melaksanakan ritual keagamaan (contohnya sholat dalam agama islam), tetapi apa
yang mereka lakukan itu pada umumnya baru merupakakan suatu kebiasaan saja. Pemahaman
dan Penghayatan secara mendalam tentang ajaran agama masih belum ada. Mereka
menjalankan ajaran agama masih bersifat ritualistik semata. Bagi pendidikan
agama, hal ini merupakan proses belajar yang sangat baik agar orang menjadi
religius.
Anak-anak
menerima ajaran agama tanpa memikirkan lebih jauh tentang kebenarannya.
Meskipun begitu, banyak pertanyaan-pertanyaan tentang agama yang sering
dilakukan anak-anak itu sendiri. Mereka menanyakan tentang Tuhan, surga dan
neraka. Dalam sebuah penelitian, Zeligs (1974) mengumpulkan sebuah pertanyaan
yang sering diajukan itu antara lain: Apakah Tuhan itu seperti manusia biasa? Bagaimana Tuhan membuat dirinya sendiri?
Bagaimana Tuhan bangun di langit? Berapa umur-Nya? Apakah Dia seorang kristen atau seorang
yahudi? Apakah Tuhan seperti manusia? Bisa didekap?
Anak- anak
berada dalam masa perkembangan yang mempunyai rasa ingin tahu sangat tinggi.
Menurut Paloutzian (1984) maupun Subandi (2013) pertanyaan-pertanyaan tentang
agama tersebut bukanlah merupakan pertanyaan-pertanyaan yang serius, dalam arti
bahwa anak-anak bukannya menanyakan tentang kebenaran ajaran yang diterimanya,
melainkan lebih banyak didorong oleh rasa ingin tahu (curiosity) belaka.
Sebagai
orang tua sering merasa bingung dengan adanya pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Penulis memprediksi bahwa jika orang tua menjawab dengan sekenanya saja, anak
akan melanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang lain. Penulis memberi
contoh, seorang anak yang bertanya, “sekuat apa Allah?“, orang tua menjawab,
“Tuhan itu sangat kuat, sehingga tak terkalahkan oleh siapa pun”. Anak tersebut
kemudian berkata, “Apa Tuhan tak pernah sakit?”.
Dalam
agama islam sendiri Nabi Muhammad SAW melarang umatnya untuk memikirkan Zat (esensi)
Allah, tapi umat islam diberi perintah untuk memikirkan ciptaan-ciptaan Allah.
Berdasarkan hal ini, pengendalian yang dapat dilakukan ialah dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan seperti di atas, orang tua perlu mengacu pada ajaran
tersebut dengan cara yang bijak. Pertanyaan-pertanyaan anak tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan kognitifnya berkembang dengan baik. Namun perlu
diarahkan untuk mempertanyakan ciptaan Tuhan, bukan wujud dan esensi Tuhan.
Daftar Pustaka:
Walgito, B. (2005) Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.
Fiksimini 1
By : Unknown
FIKsimini
Oleh : Nunuk Priyati
# Pencuri
Ibu menggerutu kala memasak nasi tadi pagi. Warga berteriak mengejar seorang pencuri. Senja ini, ibu menangis diatas tubuh jazad ayah kami. Ayah mati tertembak polisi, setelah berusaha melarikan diri sejak dini hari.
# Tangis Kekecewaan
Telah aku kirim surat cinta untuknya. Lama tak ada balasan membuat aku hampir putus asa. Lantas ia menghilang dari keseharian. Tangis kekecewaan tak lagi tertahankan, amplop bermotif bunga pink muda kulihat di tempat sampah sekolahan.
# Sarjana
Sekian tahun ibu menjanda. Mengais rizki dengan meminta. Biar orang memandang hina, yang penting anaknya kini sarjana.
# Namamu
Kau memang teramat tampan, wajahmu selalu terlihat menyenangkan. Perasaan itupun tumbuh tak terkontrolkan. Hingga kugila saat kutinggal. Bilang ingin melupakan, tapi namamu terpampang besar di dinding kamar.
# Cerita Pagi
Tanggal tua dia dijerat hutang. Cerita hidup seorang karyawan, tak paham benar masalah memanajemen keuangan. Pagi tadi ia makan berlauk sambal.
J J
Thank Yuo
Puisi 5
By : Unknown
Kenangan
Oleh : Nunuk Priyati
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Begitu saja tersimpan tak terlupakan
Begitu indah … kadang menyakitkan
Berjuta arti dan berjuta makna
Ketika semua tlah terlewatkan
Dan waktu bergulir detik demi detik
Menjadi masa lalu
Seberkas cerita kembali membayang diujung senja
Membulirkan air mata
Terasa menyesakkan dada
Inikah yang disebut kenangan
Sulit sekali ia terhapuskan
Seakan abadi, terpendam dalam hati
Seberapakah berharga kisah hingga terkenang
Mungkinkah itu amat membahagiakan
Atau mungkin menyisahkan derita
Mendalam
Kenangan …
Sepanjang napas berhembus
Slalu ada kisah yang terkenang
Tersimpan waktu hingga mata
Terakhir kali terpejam
Yogyakarta, 6 April 2014 : 08.01
Puisi 4
By : Unknown
Diamku Bulan Juli
Oleh:
Nunuk Priyati
Diam,
tenang tapi merisaukan
Tersenyum,
manis tapi terasa miris
Dendam,
kebencian tak perlu dipelihara
Luka,
sayatan cinta yang menganga
Ku
hapus lembut dengan tirai air mata
Diam,
menatap tajam tapi tak menakutkan
Juli,
bulan kisah tak berujung
Hati
berduka penuh kecewa
Tapi
dendam tak pernah mengobatinya
Biar
hukum Tuhan yang kan membalasnya
Yogyakarta,
07 Juli 2014: 04.45
Puisi 3
By : Unknown
Ocehan
Cinta
Oleh : Nunuk Priyati
Universitas Prklamasi 45
Yogyakarta
Aku tak menyadarinya
Aku tak paham maksudnya
Hanya kurasa hatiku bergetar tak
biasa
Hanya kutahu terlalu indah untuk
memilikimu
Senyumanmu masih menghampiriku
Wajahmu masih tergambar dalam
sisa sisa ingatan
Celoteh katamu masih terdengar
samar dalam lamunan
Pujanggaku ...
Tawamu adalah tawaku
Bahagiamu adalah bahagiaku
Deritamu menjadi soal untukku
Dan membiarkanmu memilih, hal
Yang harus kurelakan
Pujanggaku memang teramat sakit
Melepasmu
Namun takdir tak menjodohkan
Kau tlah halal baginya
Haram bagiku
Dan aku ikhlas pujanggaku
Wates, 28 Maret 2014 : 11.29
Puisi 2
By : Unknown
Cerita Sepetang
Oleh : Nunuk Priyati
Cinta
begitu saja tiba – tiba tumbuh di hatiku
Dimana
kala itu bunga sedang layu
Dan
kau mulai menyiramnya
Dengan
sepatah sanjunganmu
Di
sore hari pukul sepuluh
Waktu
kau merayuku
Masih
kumengingat manis senyummu
Lembut
tata tutur katamu
Tak
pernah aku ragu
Tapi
dua puluh empat jam setelah itu suasana
Hatiku
hancur lebur olehmu
Aku
terluka, tersayat bahkan
Terasa
perih begitu dalam
Hatiku
seperti terkena pedang
Yang
kau sengaja cabikkan
Menit
itu,
Cinta
yang selama ini aku miliki
Tak
berdaya membendung amarah
Kecewa
ini sudah diujung ketidakwarasan
Dalam
hitungan detik saja
Sayangku
seketika lebur
Dengan
benci dan dendam emosi
Tataplah
. . .
Tatap
dengan hati nuranimu
Tatap
… sorot mata dengan jilatan apiku
Aku
telah marah padamu
Seorang
pria penipu !
Disaat
aku mulai belajar tentang rasa
Ternyata,
kau anggap itu tak makna
Bagimu,
itu semua permainan
Yang
mudah saja kau tinggal
Dimanakah
hati nuranimu !
Kemanakah
rasa kemanusiaanmu
Mengapa
kini hanya sifat kehewananmu
Yang
nampak masih melekat
Puisi 1
By : Unknown
Sehabis Penangkapan
Oleh: NUNUK PRIYATI
Apalagi yang tersisa sehabis penangkapan
Selain suara parau tangis anak istrimu
Yang lama kau dulang dengan uang haram
Yang terlalu sulit, untuk dimaafkan
Yang amat sakit untuk dikenang
Airmata tak guna digulitanya malam
karena tiada lagi napas terasa segar
Yang terlewatkan tak bisa diulang
Dan didalam jeruji itu hanya tertulis sebuah penyesalan:
“andai dulu aku menjadi pejabat bermoral
Bisa jadi sekarang udara segar tengah kunikmati”
Yogyakarta, 27 April 2014