Popular Post

Posted by : Unknown Jumat, 11 Juli 2014

School Stress
Oleh : Nunuk Priyati
Sekolah merupakan lingkungan penting ke dua setelah keluarga bagi anak. Anak menghabiskan banyak waktu di sekolah. Selain belajar ilmu pendidikan, anak juga belajar bagaimana berinteraksi antara satu individu dengan individu lain. Di sekolah, anak mempunyai kewajiban dan tugas-tugas yang harus diselesaikan. Anak juga mulai berusaha mengenal jati diri mereka, dan meraih impian-impian serta cita-cita mereka. Oleh sebab itu, sekolah merupakan salah satu sumber stress bagi anak.
Salah satu sekolah yang diminati anak setelah selesai dari jenjang sekolah menengah adalah universitas. Di jenjang universitas ini banyak anak yang memerlukan adaptasi ilmu dengan waktu yang cukup lama. Khususnya yang memilih fakutas kurang sesuai dengan jurusan di sekolah menengah. Mereka akan kesulitan menyerap dan memahami teori yang baru mereka terima di bangku perkuliahaan dibandingkan dengan anak lain yang memilih jurusan dengan jurusan  yang sesuai di sekolah menengah.
Anak sering merasa cemas dengan banyaknya tugas dan batas waktu tertentu yang diberikan oleh dosen mereka. Mereka kebingungan dalam membagi waktu untuk mengerjakan tugas tersebut.  Hal ini didorong adanya hoby, organisasi dan kehidupan sosial lainnya yang juga memakan banyak waktu. Anak juga sering merasa tidak nyaman dengan adanya konflik dengan orang tua, teman bermain serta kelompok-kelompok lain.  Masalah keuangan juga tidak lepas ikut mempengaruhi perasaan tertekan seorang anak. Adanya situasi-situasi yang menjadi ancaman bagi anak yang mendorong timbulnya stress.
Menurut Desmita (2005) mendefinisikan stress sekolah (school stress) sebagai ketegangan emosional yang muncul dari peristiwa-peristiwa kehidupan di sekolah dan perasaan terancamnya keselamatan atau harga diri siswa, sehingga memunculkan reaksi-reaksi fisik, psikologis, dan tingkah laku yang berdampak pada penyesuaian  psikologis dan prestasi akademis.
Untuk mengatasi stress bagi mahasiswa, universitas sebagai lingkungan sekolah mempunyai peranan penting. Adapun beberapa upaya yang dapat dilakaukan dosen dalam mengatasi stress ialah:
1.      Menciptakan iklim sekolah yang kondusif.
2.      Melaksanakan program pelatihan penanggulangan setress, pelatihan ini bisa dilakukan dengan program-program terapi dan konseling. Salah satu yang dapat dilakukan dosen ialah dengan melaksanakan program pelatihan inovasi stress (stress inovation training). Menurut Deffenbacher (1988), training inokulasi stress ialah suatu paradigma konseling yang sangat menjanjikkan bagi para psikoedukasional dan program prevensi. Karena program inokulasi stress dapat diadaptasi dengan mudah untuk kelompok intervensi, maka ia sangat cocok untuk digunakan sebagai bagian dari upaya-upaya psikologi pendidikan yang terencana (Huebner, 1988)
Daftar Pustaka:
Desmita, (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.




Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Nunuk Priyati's Blog - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -